Selasa, 25 Agustus 2009

Sebagai kota budaya, Banyuwangi seakan tak pernah sepi dari kemeriahan pesta rakyat dalam memperingati hari - hari besar dan bersejarah. Berbagai macam perayaan selalu diadakan di berbagai pelosok daerah di seluruh Kabupaten Banyuwangi. Event yang paling meriah yang mewarnai budaya adalah ketika memperingati hari kemerdekaan RI pada bulan Agustus. Berbagai macam perayaan mulai dari lomba - lomba di kalangan pelajar dan umum seperti olahraga hingga yang paling ditunggu – tunggu yaitu lomba karnaval, dimana seluruh etnis di Indonesia memamerkan pakaian khasnya dengan berpawai.
Yang tak kalah pentingnya adalah event HARJABA ( Hari Jadi Banyuwangi ) yang diperingati tiap tanggal 18 Desember. Pesta rakyat yang serupa dengan peringatan kemerdekaan tak pernah absent mewarnai perjalanan perkembangan kabupaten Banyuwangi. Berbagai macam seni tari khas Banyuwangi yang diperlombakan dapat kita nikmati dalam event ini, tari - tarian itu antara lain meliputi : Tari gandrung tari penyambutan kedatangan tamu dalam acara - acara resmi, sekaligus sebagai lambang dari kabupaten Banyuwangi ), Tari Hadrah Kuntulan, Jaran Goyang, Jaranan, Tari Punjari, Cengkir Gading, Kembang Peisir.
Selain seni tari, Banyuwangi juga memiliki seni musik tradisional khasnya yaitu seni musik Kendang Kempul. Para seniman musik kendang kempul Banyuwangi sangat produktif dalam menciptakan lagu. Hal ini terbukti dengan memadukan keindahan suara instrumennya berupa kendang, angklung, gamelan, kempling, seruling dan lainnya ini, musik kendang kempul yang dalam liriknya dinyanyikan dalam bahasa using dapat diterima dengan baik di kabupaten - kabupaten lain di sekitarnya termasuk diprovinsi Bali.
Seperti seni tari dan musik khas banyuwangi yang selalu ditampilkan pada hari-hari besar, tradisi masyarakat juga tetap eksis dalam memperkaya budaya Banyuwangi. Dan tiap daerah tentu memiliki tradisi masyarakat yang secara turun - temurun diwariskan dan dipelihara dengan baik hingga saat ini. Adapun tradisi-tradisi masyarakat banyuwangi adalah :

1. Ritual Adat Kebo – Keboan
Adalah adat yang sangat menarik, karena di sepanjang jalan utama desa yang mengadakan ritual ini dihiasi dengan buah – buahan, umbi – umbian, kacang – kacangan. Ritual adat yang bertujuan untuk mendapat keselamatan, kesehatan dan kesuburan ini secara rutin dilakukan oleh warga desa Alas Malang, kecamatan Singojuruh, Banyuwangi. Prosesi acara dimulai dengan selamatan atau doa bersama di pagi hari yang dipimpin oleh seorang kyai, dengan kue – kue, buah – buahan, berbagai jenis makanan dan nasi tumpeng sebagai sesajen yang nantinya akan dibagikan pada seluruh warga dan tamu yang datang. Kemudian prosesi dilanjutkan dengan upacara Idher Bumi, yaitu upacara mengelilingi desa. Dalam acara Idher Bumi, ritual kebo – keboan diawali dengan visualisasi Dewi Sri ( dewi padi ) yang ditandu ramai – ramai oleh sekelompok laki – laki yang bertubuh kekar yang memakai kostum dan bertingkah laku seperti kerbau ( kebo ), yang digiring oleh para petani sambil membawa hasil panen. Kemudian ritual dilanjutkan dengan posesi membajak sawah dan menanam benih padi. Para kerbau manusia yang seolah kesurupan mengejar siapa saja yang hendak mengambil benih padi yang dipercaya membawa rejeki dan sebagai tolak balak ( penangkal bahaya ).
2. Pethik Laut
Merupakan ritual adat yang dilakukan oleh para nelayan sebagai ungkapan rasa syukur sekaligus sebagai ritual untuk menghormati mahluk lain yang dipercaya tinggal di dasar laut. Ritual yang selalu dilangsungkan oleh masyarakat nelayan di seluruh wilayah pantai Banyuwangi ini dilaksanakan setiap 1 Suro karena dianggap sakral. Inti dari ritual pethik laut ini adalah melarungkan sesaji berupa makanan dan buah – buahan, emas dan kepala kebau atau kambing yang diletakkan di atas perahu kecil, dengan ratusan perahu nelayan yang dihiasi dengan umbul – umbul mengantar sesaji tersebut hingga ke tengah laut. Ritual pethik laut dilaksanakan di setiap pantai – pantai nelayan seperti di Muncar, Grajagan, Blimbingsari, Pancer dll.
3. Seblang
Merupakan upacara bersih desa yang diwujudkan dengan pementasan tari sakral Seblang. Upacara ini dilaksanakan pada malam hari diawali dengan acara selamatan yang digelar pada malam sebalumnya. Tari sakral Seblang ditarikan oleh seorang wanita yang menari dalam keadaan tidak sadar dan diiringi dengan beberapa gendhing atau lagu yang dimainkan tanpa henti. Di dlaam ritual Seblang juga terdapat acara idher bumi yang diakhiri dengan tradisi menjual bunga oleh penari Seblang. Para warga berebutan membeli bunga – bunga ini karena dipercaya membawa berkah.
4. Tiban
Merupakan ritual yang dilaksanakan dengan tujuan untuk meminta turunnya hujan kepada Tuhan YME. karena kemarau yang berkepanjangan. Ritual ini dilakukan oleh sekelompok laki – laki dengan menari – nari secara tidak sadar saling mencambuk satu sama lain di tengah lapangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar